Kilat yang muncul lagi, mengagetkan Tisya dan membuatnya sedikit tersentak ke belakang. Bersamaan dengan itu, pintu lemari bajunya semakin membuka lebar. Seperti memberi jalan untuk ujung dua telapak kaki yang sangat besar dan berbulu lebat yang menyembul perlahan. Telapak kaki itu semakin keluar dari lemari, meninggalkan jejak setumpuk lendir basah yang suaranya berkecipakan seperti tanah lumpur sehabis hujan setiap kali kedua telapak kaki itu melangkah ke arah Tisya.
Sosok bayangan hitam yang besar dengan tinggi yang nyaris mencapai langit-langit kamar mulai terbentuk. Dengusan napas berat dengan suara berdeguk seperti ada yang tercekat di tenggorokan memenuhi kamar Tisya. Lebih kencang dari suara hujan yang makin deras di luar rumah. Sosok itu semakin mendekat. Lantai kamar Tisya mulai dipenuh lendir basah hitam kehijauan yang berpendar dalam gelap. Suara napas sosok itu makin terdengar kencang, diiringi suara seperti seorang yang sedang menelan air liurnya.
“Aghhhhh! Mamaaaaaa!” teriak Tisya tidak bisa menahan lagi ketakutannya.
Spesifikasi:
Penunggu Rumah Buto Ijo
Muthia Esfand & Gandhi Fernando
Tribuana Sakti Perkasa
13 x 19 cm
170 halaman
0 comments